aku berharap waktu tejulur tanpa batas
seperti gerombol anak pinggir rel kereta itu
wajah-wajah bening telanjang kaki yang senantiasa asik bertegursapa
dengan kerikil
dengan deru mesin
dengan hempas angin
tahu rintang di depan tapi tak surut ke belakang
tahu jalan pulang tapi tak hendak beranjak pulang
keindahanmu adalah kemestian
sentral ma’rifat tersembunyi
keterendapan yang puisi
jika mencintaimu adalah pertarungan
maka dengan segenap ada
segenap taksempurna
tekadku satu
memenangkan perang besar itu
seperti gerombol anak pinggir rel kereta itu
wajah-wajah bening telanjang kaki yang senantiasa asik bertegursapa
dengan kerikil
dengan deru mesin
dengan hempas angin
tahu rintang di depan tapi tak surut ke belakang
tahu jalan pulang tapi tak hendak beranjak pulang
keindahanmu adalah kemestian
sentral ma’rifat tersembunyi
keterendapan yang puisi
jika mencintaimu adalah pertarungan
maka dengan segenap ada
segenap taksempurna
tekadku satu
memenangkan perang besar itu
indah ip
0 komentar:
Posting Komentar