Selasa, 30 November 2010
JADI LILIN JADI CERMIN
Menurut Edith Wharton, ada dua cara untuk menebar cahaya terang, yang pertama jadilah lilin atau cermin yang menerima sinarnya.
Anda boleh saja setuju atau tidak dengan pendapat Wharton. Namun, untuk menebar kebaikan kita perlu membuat diri kita lebih arif dulu. Maksudnya, jadikan diri kita mau menerima kebaikan dan keburukan orang lain sehingga kita dengan mudah memilah mana yang baik dan tidak untuk kita
Sehingga akhirnya kita sampai pada apa yang pernah disabdakan oleh Rosulullah, " Bila kamu berbuat kebaikan, lakukanlah. Bila tangan kananmu yang berbuat, janganlah sampai tangan kirimu mengetahuinya".
Label:
Artikel
Sabtu, 27 November 2010
Kisah Menakjubkan Tentang Sabar dan Syukur Kepada Allah
Oleh Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja, Lc.
Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam isnad-isnad hadits, terutama karena ia adalah seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering berulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik. Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.
Jumat, 26 November 2010
Dalam Sujud Terakhirku
Dalam sujud terakhirku Ya Allah...
kuteriakkan Asma-Mu sekeras-kerasnya
agar runtuh dinding kesombongan dalam hatiku
Dalam sujud terakhirku Ya Rabbi...
ku menangis sejadi-jadinya
biar kering mata ini
namun basah ladang hati yang gersang
Dalam sujud terakhirku Ya Rahman...
kulihat semua dosa yang membayangiku
kelam mencengkram jiwa yang lusuh
Dalam sujud terakhirku Ya Rahim...
biarkan aku patah dalam cahayaMu
biarkan kumusnahkan titik-titik kemunafikanku
agar ku kembali dalam pelukan hidayahMu
Dalam sujud terakhirku
biarkan aku hirup nafasku sekali lagi
hanya untuk menyebut namaMu dan kekasihMu tercinta
oleh : Muhammad Faisal
kuteriakkan Asma-Mu sekeras-kerasnya
agar runtuh dinding kesombongan dalam hatiku
Dalam sujud terakhirku Ya Rabbi...
ku menangis sejadi-jadinya
biar kering mata ini
namun basah ladang hati yang gersang
Dalam sujud terakhirku Ya Rahman...
kulihat semua dosa yang membayangiku
kelam mencengkram jiwa yang lusuh
Dalam sujud terakhirku Ya Rahim...
biarkan aku patah dalam cahayaMu
biarkan kumusnahkan titik-titik kemunafikanku
agar ku kembali dalam pelukan hidayahMu
Dalam sujud terakhirku
biarkan aku hirup nafasku sekali lagi
hanya untuk menyebut namaMu dan kekasihMu tercinta
oleh : Muhammad Faisal
Label:
Puisi
Selasa, 23 November 2010
CINTA???(Diberi judul sendiri)
Aku simpan cintaku sehingga engkau menderita karena sikapku
Mereka mencelamu dan celaan mereka adalah aniaya
Musuh-musuhmu menghasut
Engkau mencintai dan telah menjadi bahan gunjingan
Tak ada manfaatnya menyimpan cinta
Engkau bagai harimau betina yang mati kepayahan
Pada bekas tapak Hindun atau bagaikan bibir yang sakit
Aku menjauhi kekasih karena takut dosa
Padahal menjauhi kekasih adalah dosa
Rasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangka
Bahwa itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong
Mereka mencelamu dan celaan mereka adalah aniaya
Musuh-musuhmu menghasut
Engkau mencintai dan telah menjadi bahan gunjingan
Tak ada manfaatnya menyimpan cinta
Engkau bagai harimau betina yang mati kepayahan
Pada bekas tapak Hindun atau bagaikan bibir yang sakit
Aku menjauhi kekasih karena takut dosa
Padahal menjauhi kekasih adalah dosa
Rasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangka
Bahwa itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong
(Sebuah syair dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, salah satu dari tujuh orang
ulama ahli fiqh dari kalangan tabi’in (fuqaha assab’ah), salah seorang guru utama Khalifah
Umar bin Abdul Aziz, seorang ulama yang produktif menulis syair, yang pernah jatuh cinta
Label:
Puisi
"PUISI" CINTA ILLAHI.....
Udara pagi menghentakan diri...
Saat jiwa terasingkan dari dunia nyata...
Tersadar termenung dimanakah jiwa ini...
Sudah kembalikah ke jasadnya atau masih di atas sana...
Tiba tak kira merasakan udara hangat di hati ini...
Tiba tak kira merasakan udara hangat di hati ini...
Saat cinta Nya merasuki jiwa...
Bergegasnya ambil air untuk sucikan hati dan jasad...
Dalam keheningan malam ditadahkan tangan ke langit...
Sujud sembah seorang pencinta merindukan belaian kasih sayang Sang pemberi cinta...
Dalam keheningan malam ditadahkan tangan ke langit...
Sujud sembah seorang pencinta merindukan belaian kasih sayang Sang pemberi cinta...
Dalam tadahan tangannya itu dibanjiri air suci...
Diiringi bisikan rindu bergemuruh...
Dialiri hati meringis betapa sangat cinta kepada Dia dan Yang telah dicinta...
Semoga dipertemukan dalam tali kesucian...
Benang keridhaan...
Jiwa keikhlasan...
Dalam kehidupan kelak...
Bersama Nya...
Amin ya robbal alamin.
by Qadar Rizki
Apartemen Distric 07, Nasr City Cairo, Egypt
Label:
Puisi
10 Nasihat Ibnu Qayyim agar Sabar Menjauhi Maksiat
Berikut ini sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:
Pertama, hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat. Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.
Kedua, merasa malu kepada Allah… Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya… Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah…
Label:
Artikel
Senin, 22 November 2010
Keridhaan Cinta-Mu
Jika saja bukan karena keridhaan-Mu,
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu?
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
(Jalaluddin Rumi)
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu?
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
(Jalaluddin Rumi)
Label:
Puisi
Minggu, 21 November 2010
CINTA, CINTA, dan CINTA
"Cinta yang terhina dalam ketelanjangannya lebih bermakna dari pada cinta yang mencari kemenangan dalam penyamaran" ( Kahlil Gibran)
~ CINTA DALAM KETIADAAN ~
Betapa tak ’kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hari terang-Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku!
Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya.
Titk air mata demi Dia adalah mutiara, meski orang menyangka sekedar air mata.
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma berkisah.
Hatiku bilang teriksa oleh-Nya, dan kutertawakan seluruh dalihnya.
Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, dimanakah “kita” dan “aku”?
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan “aku”, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita.
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagian-bagian musnah,
Engkau-lah Kesatuan itu.
Engkau ciptakan ”aku” dan ”kita” supaya memainkan puji-pujian bersama diri-Mu,
Hingga seluruh ”aku” dan ”engkau” dapat menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam sang Kekasih.
*Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas I.1776
"Ketika kejujuran menjadi nafas cinta, dan ketulusan menjadi detak nadinya, hadirlah keindahan dan kebahagiaan...
tetapi, dikala penyamaran dan penghianatan menjadi desah kepura-puraan dan penipuan
matilah cinta dalam hati untuk selamanya" (Lelaki biasa)
~ CINTA DALAM KETIADAAN ~
Betapa tak ’kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hari terang-Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku!
Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya.
Titk air mata demi Dia adalah mutiara, meski orang menyangka sekedar air mata.
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma berkisah.
Hatiku bilang teriksa oleh-Nya, dan kutertawakan seluruh dalihnya.
Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, dimanakah “kita” dan “aku”?
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan “aku”, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita.
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagian-bagian musnah,
Engkau-lah Kesatuan itu.
Engkau ciptakan ”aku” dan ”kita” supaya memainkan puji-pujian bersama diri-Mu,
Hingga seluruh ”aku” dan ”engkau” dapat menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam sang Kekasih.
*Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas I.1776
"Ketika kejujuran menjadi nafas cinta, dan ketulusan menjadi detak nadinya, hadirlah keindahan dan kebahagiaan...
tetapi, dikala penyamaran dan penghianatan menjadi desah kepura-puraan dan penipuan
matilah cinta dalam hati untuk selamanya" (Lelaki biasa)
Label:
Puisi
Sabtu, 20 November 2010
Karena Engkaulah Kekasih Pertamaku…
Pindahkan cinta di hatimu ke mana saja kamu suka…
Tetapi cinta sesungguhnya hanyalah untuk kekasih pertama…
Berapa banyak tempat di bumi yang disinggahi pemuda…
Namun kerinduannya senantiasa untuk rumah pertama….
dalam الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي karya Ibnul Qayyim, hal 133
dalam الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي karya Ibnul Qayyim, hal 133
Label:
Puisi
Kamis, 18 November 2010
Puisi Jatuh Cinta
Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta…
Meskipun ia merasakan manisnya cinta…
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…
Karena takut berpisah atau karena rindu…
Meskipun ia merasakan manisnya cinta…
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…
Karena takut berpisah atau karena rindu…
Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih…
Namun, bila kekasihnya dekat…
Ia menangis karena takut berpisah…
Namun, bila kekasihnya dekat…
Ia menangis karena takut berpisah…
Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan…
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…
Pelakunya memang merasakan kenikmatan…
Namun, sebenarnya…
Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…
Pelakunya memang merasakan kenikmatan…
Namun, sebenarnya…
Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…
[ lihat dalam: كتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي , karya محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (masyhur dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah), hal. 151 ]
Label:
Puisi
Hamba yang Dhoif
Bukan dusta tatkala hati katakan CINTA
Bukan tak CINTA tatkala realisasi tak seindah kata
Sungguh bukan niatan ingin berkata tak nyata
Namun percayalah, wahai Penggenggam Ruhku…..
Bahwa seluruh raga tengah berupaya
Bukan tak CINTA tatkala realisasi tak seindah kata
Sungguh bukan niatan ingin berkata tak nyata
Namun percayalah, wahai Penggenggam Ruhku…..
Bahwa seluruh raga tengah berupaya
tapi, apa mau dikata…
Memang cintaku mungkin hanya sebatas kata
Meski itu sering tak sengaja
Meski itu sering tak sengaja
Khilaf diri ini Rabb….
Begitulah aku, begitu munafik
Mengaku Muslim tapi Shalat hanya sekadar rutin
Mengaku Mukmin tapi kelakuan tak ubah hewan terlatih
Mengaku Muslim tapi Shalat hanya sekadar rutin
Mengaku Mukmin tapi kelakuan tak ubah hewan terlatih
Rabb…
beginilah hamba Mu ini…
Naungan Cinta yang selalu Kau beri ku balasi dengan sesal dan caci
Tak sadar bahwa Kau sesungguhnya sedang menyulamkan benang-benang kasihMu dalam hidupku
Naungan Cinta yang selalu Kau beri ku balasi dengan sesal dan caci
Tak sadar bahwa Kau sesungguhnya sedang menyulamkan benang-benang kasihMu dalam hidupku
Tatkala sapaMu hadir warnai hari,
Ku hardik tanpa simpati dengan anggap Kau Raja Uji
Tatkala Kau ingini berdekatan denganku,
Ku campakkan Kau dengan beralih pada kenikmatan para pendengkur
Ku hardik tanpa simpati dengan anggap Kau Raja Uji
Tatkala Kau ingini berdekatan denganku,
Ku campakkan Kau dengan beralih pada kenikmatan para pendengkur
Tapi, kenapa Kau masih begitu baik
BAIK SEKALI….
BAIK SEKALI….
Rabb,
Kau selalu begini…
BAIK SEKALI….
Kau selalu begini…
BAIK SEKALI….
Sungguh, aku tak pantas Rabb….
Tak layak…
Tak layak…
Tapi…
Meski lemah, ku kan terus berupaya mengejar CINTA Mu
Walau harus merasa tertusuki diri2 hujatan dan cacian
Ku Usahakan terus Istiqomah Rabb….
Walau harus merasa tertusuki diri2 hujatan dan cacian
Ku Usahakan terus Istiqomah Rabb….
dari sebuah blog 25 Okt 08
Label:
Puisi
Kebiasaan Tidur Pagi Ternyata Berbahaya
Kita telah ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah dan di antara waktu yang kita diperintahkan untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya kita banyak melihat orang-orang melalaikan waktu yang mulia ini. Waktu yang seharusnya dipergunakan untuk bekerja, melakukan ketaatan dan beribadah, ternyata dipergunakaan untuk tidur dan bermalas-malasan.
Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :
Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :
[1] tidur ketika sangat butuh,
[2] tidur di awal malam –ini lebih manfaat daripada tidur di akhir malam-,
[3] tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan sore-. Apalagi di waktu pagi dan sore sangat sedikit sekali manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu ‘Ashar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.
Label:
Artikel
Cinta, Takut dan Harap Kepada Allah
Ibadah bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan hati sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.
Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Allah dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khawarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”
Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Allah dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khawarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”
Label:
Artikel
Selasa, 16 November 2010
Pohon Cinta
Bismillahirrahmanirrahim..
Sifat cinta mencintai adalah hal fitrah yangpati akan dan selalu di rasakan setiap manusia sekarang maupun kelak. Tapi ingatkah sahabat,tak ada yang bisa mengalahkan cinta sejati Allah Azza Wa Jalla.
Meskipun kau tak pernah mengingatNya,Dia akan ada selalu untukmu.Meskipun kau melupakanNya,Dia selalu ada setiap saat untukmu. Lantas di manakah ke adilan itu jika Allah selalu ada untuk engkau,sedangkan kau hanya mengingatNya ketika kau butuh??
Allah Subhanahu Wa Ta;’ala mensifati diri Nya bahwa Dia mencintai hamba-hambaNya yang mencintaiNya
Label:
Artikel
Sabtu, 13 November 2010
Dawai Sang Sufi
(Al Futuhat)
Hidup adalah ibadah
Dalam ayat-Nya Allah berfirman,
Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya'bududun
Lama aku tidak percaya dengan ayat ini
Fikirku aku hanya disuruh shalat, puasa dan dzikir
Apalagi ketika aku berfikir tentang ayat,
Wa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yakin,
Demi Allah, aku tidak sanggup untuk beribadah terus menerus...
Aku bingung
Aku takut
Aku lari dari pendapatku sendiri
Dalam ayat-Nya Allah berfirman,
Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya'bududun
Lama aku tidak percaya dengan ayat ini
Fikirku aku hanya disuruh shalat, puasa dan dzikir
Apalagi ketika aku berfikir tentang ayat,
Wa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yakin,
Demi Allah, aku tidak sanggup untuk beribadah terus menerus...
Aku bingung
Aku takut
Aku lari dari pendapatku sendiri
Suatu hari aku bertanya kepada guruku
Guruku mengatakan, "Tidak salah pendapatmu, tapi kurang".
Ketahuilah.....
Dalam ayat lain Allah juga berfirman
Wala tansa nasibaka minaddunya
Dan La yukallifullahu nafsan illa wus'aha
Jelas Allah tidak hanya menyuruh kita untuk sholat dan puasa
Allah juga menyuruh kita untukmencari dunia
Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat
Sehingga kita tidak mampu memikulnya
Walaupun itu ibadah
Guruku mengatakan, "Tidak salah pendapatmu, tapi kurang".
Ketahuilah.....
Dalam ayat lain Allah juga berfirman
Wala tansa nasibaka minaddunya
Dan La yukallifullahu nafsan illa wus'aha
Jelas Allah tidak hanya menyuruh kita untuk sholat dan puasa
Allah juga menyuruh kita untukmencari dunia
Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat
Sehingga kita tidak mampu memikulnya
Walaupun itu ibadah
Ketauhillah.....
Ibadah itu bukan bentuk lahirnya
Banyak perkara dunia yang berubah menjadi amal dunia karena niat
Banyak perkara yang kadang menurut kita tidak ada nilainya tetapi
Disisi Allah sangat berharga
Engkau makan,minum, tidur, cari nafkah, menikah
Tetapi di niati untuk menguatkan ibadah
Itulah arti Wama kholaqtul jinna wal insa illa liyakbudun
Dan engkau dapat istiqomah sholat, puasa, dzikir
Dengan bantuan makan, minum dan menikah
Itulah artiWa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yaqin
Jikaengkau sholat, puasa tetapi tidak makan dan minum
Pasti engkau akan mati
bukankah ini bunuh diri dan jelas tidak ibadah ?
Engkau hanya sholat, puasa dan dzikir tetapi tidak menikah
Sehingga suatu ketika terjerumus zina, apakah arti semua ibadahmu ?
Ibadah itu bukan bentuk lahirnya
Banyak perkara dunia yang berubah menjadi amal dunia karena niat
Banyak perkara yang kadang menurut kita tidak ada nilainya tetapi
Disisi Allah sangat berharga
Engkau makan,minum, tidur, cari nafkah, menikah
Tetapi di niati untuk menguatkan ibadah
Itulah arti Wama kholaqtul jinna wal insa illa liyakbudun
Dan engkau dapat istiqomah sholat, puasa, dzikir
Dengan bantuan makan, minum dan menikah
Itulah artiWa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yaqin
Jikaengkau sholat, puasa tetapi tidak makan dan minum
Pasti engkau akan mati
bukankah ini bunuh diri dan jelas tidak ibadah ?
Engkau hanya sholat, puasa dan dzikir tetapi tidak menikah
Sehingga suatu ketika terjerumus zina, apakah arti semua ibadahmu ?
Ingatlah Allah pencipta manusia dengan ukuran dan aturan
Janganlah engkau mempertahankan kebodohanmu
Janganlah engkau hancur hanya karena pemahamanmu yang salah
Dan ingatlah pesan Allah Alladzina yastami'unal qoula
Fayattabi'una ahsanah.....
Orang-orang yang mendengarkan pendapat
Kemudian mengikuti pendapat yang paling bagus
Merekalah yang diberi petunjuk Allah
Dan merekalah orang-orang yang beruntung....
Janganlah engkau mempertahankan kebodohanmu
Janganlah engkau hancur hanya karena pemahamanmu yang salah
Dan ingatlah pesan Allah Alladzina yastami'unal qoula
Fayattabi'una ahsanah.....
Orang-orang yang mendengarkan pendapat
Kemudian mengikuti pendapat yang paling bagus
Merekalah yang diberi petunjuk Allah
Dan merekalah orang-orang yang beruntung....
Label:
Puisi
Keindahan Fantasi Cinta
(Al Muktashim)
Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih
Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati
Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih
Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati
Label:
Puisi
Wajahmu
(Kitab Cinta Rumi)
Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya
Kau pelanai kudamu
Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
rumput dan langit
Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya
Kau pelanai kudamu
Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
rumput dan langit
Label:
Puisi
Rabu, 10 November 2010
Makna Sebuah Titipan
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
Label:
Puisi
Hati Memohon Izin-Mu
Hati ini pernah bertanya
Layakkah kau mendapatkan cinta
Layakkah kau di cintai
Layakkah kau mencintai
Mereka pernah bilang
Tak ada yang tak layak untuk cinta
Tak ada yang luput dari Cinta-Mu
Tak ada yang tak Kau Cintai
Duhai Sang Maha Cinta
Dalam kekosongan jiwa
Dalam kehampaan hati
Dalam senang dan duka
Aku ingin hanya ENGKAU yang bertahta
Beriku kesanggupan merima Cinta-Mu
Meski tak seikhlas Nabi Ayub mencintai-Mu
Meski tak sesempurna Rosulullah yang selalu disisi-Mu
Meski tak seperti cinta Rabi'ah kepada-Mu
Izinkan aku mencintai-Mu
Layakkah kau mendapatkan cinta
Layakkah kau di cintai
Layakkah kau mencintai
Mereka pernah bilang
Tak ada yang tak layak untuk cinta
Tak ada yang luput dari Cinta-Mu
Tak ada yang tak Kau Cintai
Duhai Sang Maha Cinta
Dalam kekosongan jiwa
Dalam kehampaan hati
Dalam senang dan duka
Aku ingin hanya ENGKAU yang bertahta
Beriku kesanggupan merima Cinta-Mu
Meski tak seikhlas Nabi Ayub mencintai-Mu
Meski tak sesempurna Rosulullah yang selalu disisi-Mu
Meski tak seperti cinta Rabi'ah kepada-Mu
Izinkan aku mencintai-Mu
Label:
Puisi
TAHAJJUD CINTAKU
Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan
Mahaagung ia yang mustahil menganugerahkan keburukan
Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya
Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya takditerima
Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepada kita
Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara
Katakan kepadaku adakah neraka itu kufur dan durhaka
Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya
Ke mana pun memandang yang tampak ialah kebenaran
Kebatilan hanyalah kebenaran yang tak diberi ruang
Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan
Suapi ia makanan agar tak lapar dan berwajah keburukan
Tuhan kekasihku tak mengajari apa pun kecuali cinta
Kebencian tak ada kecuali cinta kau lukai hatinya
Emha Ainun Najib 1988
Mahaagung ia yang mustahil menganugerahkan keburukan
Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya
Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya takditerima
Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepada kita
Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara
Katakan kepadaku adakah neraka itu kufur dan durhaka
Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya
Ke mana pun memandang yang tampak ialah kebenaran
Kebatilan hanyalah kebenaran yang tak diberi ruang
Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan
Suapi ia makanan agar tak lapar dan berwajah keburukan
Tuhan kekasihku tak mengajari apa pun kecuali cinta
Kebencian tak ada kecuali cinta kau lukai hatinya
Emha Ainun Najib 1988
Label:
Puisi
Di Tepian Malam
Ku bersimpuh ditepian malam
mengharap segala Cinta dan Ridho-MU
Mencoba memurnikan hati dalam Cinta dan Kasih-Mu
Ya ILLAHI ROBBY....
Menangis tak berdaya dalam Kuasa-MU
Mengharapkan setitik perhatian-MU
Sanggupkah hamba ke syurga-MU
Sementara amal dan ibadahku hanya butiran debu...
Sanggupkah hamba ke neraka-MU
Sedang ujian di fana-MU ini terasa begitu berat ku hadapi
Ya ILLAHI ROBBY....
Ampuni hamba
Tuntunlah hamba
Ridhoi hamba
dalam kepengecutanku terhadap-MU
Kepengecutan yang tak kan mungkin jadi pemberani....
mengharap segala Cinta dan Ridho-MU
Mencoba memurnikan hati dalam Cinta dan Kasih-Mu
Ya ILLAHI ROBBY....
Menangis tak berdaya dalam Kuasa-MU
Mengharapkan setitik perhatian-MU
Sanggupkah hamba ke syurga-MU
Sementara amal dan ibadahku hanya butiran debu...
Sanggupkah hamba ke neraka-MU
Sedang ujian di fana-MU ini terasa begitu berat ku hadapi
Ya ILLAHI ROBBY....
Ampuni hamba
Tuntunlah hamba
Ridhoi hamba
dalam kepengecutanku terhadap-MU
Kepengecutan yang tak kan mungkin jadi pemberani....
Label:
Puisi
Senin, 08 November 2010
Ketika Engkau Bersembahyang
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucap Allahu Akbar
Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentang jembatan cahaya
Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku' lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujud menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucap Allahu Akbar
Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentang jembatan cahaya
Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku' lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujud menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis
Label:
Puisi
Gelisah ku
gelisahku adalah gelisah purba
adam yang harus pergi mengembara tanpa diberitahu
kapan akan kembali
bukan sorga benar yang kusesali karena harus kutinggalkan
namun ngungunku mengapa kau tinggalkan
aku sendiri
sesalku karena aku mengabaikan kasihmu yang agung
dan dalam kembaraku di mana kuperoleh lagi kasih
sepersejuta saja kasihmu
jauh darimu semakin mendekatkanku kepadamu
cukup sekali, kekasih
tak lagi,
tak lagi sejenak pun
aku berpaling
biarlah gelisahku jadi dzikirku
adam yang harus pergi mengembara tanpa diberitahu
kapan akan kembali
bukan sorga benar yang kusesali karena harus kutinggalkan
namun ngungunku mengapa kau tinggalkan
aku sendiri
sesalku karena aku mengabaikan kasihmu yang agung
dan dalam kembaraku di mana kuperoleh lagi kasih
sepersejuta saja kasihmu
jauh darimu semakin mendekatkanku kepadamu
cukup sekali, kekasih
tak lagi,
tak lagi sejenak pun
aku berpaling
biarlah gelisahku jadi dzikirku
Jakarta, 2002
(diambil dari buku: NEGERI DAGING, karya A. MUSTOFA BISRI, penerbit Bentang Budaya, cetakan pertama, September 2002)
Label:
Puisi
Cara Alam Menghibur Kita
Pernahkah kita mengalami peristiwa ketika kita di tengah jalan hujan turun deras, justru kita lupa membawa payung, dan kita pun basah kuyup kehujanan. Dan pernahkah kita mengalami kejadian ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terik datang membakar hari-hari kita. Sebalkah kita dengan kejadian itu?
Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah macet, seolah-olah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat laju. Sebalkah kita? Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan 'ketidak mujuran'?
Lebih baik kita tetap tersenyum, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelen itu muncul karena kita tidak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri kita sendiri. Kita lupa bahwa jika keinginan kita tidak tercapai, maka tidak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski terasa kecut, tak apalah!
Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan pembaca (^_~)
Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah macet, seolah-olah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat laju. Sebalkah kita? Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan 'ketidak mujuran'?
Lebih baik kita tetap tersenyum, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelen itu muncul karena kita tidak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri kita sendiri. Kita lupa bahwa jika keinginan kita tidak tercapai, maka tidak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski terasa kecut, tak apalah!
Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan pembaca (^_~)
Label:
Artikel
Jumat, 05 November 2010
DO'A 1
bila kau tampakkan secercah cahaya di senyap malam
rusuh dan gemuruh mengharu biru seluruh tubuh
membangkitkan gelombang lautan rindu
menggebu menyala
dan lagu-Mu yang gemuruh
menyangkarku dalam garden-Mu
rusuh dan gemuruh mengharu biru seluruh tubuh
membangkitkan gelombang lautan rindu
menggebu menyala
dan lagu-Mu yang gemuruh
menyangkarku dalam garden-Mu
Label:
Puisi
Puisi Terakhir WS Rendra saat sebelum meninggal
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padaMu
Rendra
31 Juli 2009
Mitra Keluarga
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padaMu
Rendra
31 Juli 2009
Mitra Keluarga
Label:
Puisi
Perempuan yang buta
menggendong anaknya yang buta
mereka tersenyum
mengagumi keindahan bunga!
(Sudibjo Djoko Suwarno)
Label:
Puisi
DO'A
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
dalam termanggu
aku masih menyebut namaMu
biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
Tuhanku
dalam termanggu
aku masih menyebut namaMu
biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
Label:
Puisi
Kamis, 04 November 2010
Ada Apa Dengan Hati ku
Ada apa dengan hatiku...
Engan berdamai dengan situasi
Ada apa dengan hatiku..
Berkelung sepi dan sendiri
Masih berkelakar pada cerita yang tertahan
Masih meragu pada kenyataan
Muak ku pada celoteh tak berkesudahan
Biar mampus di telan jaman
Ough...
Ini hati selalu bertanya..
Pada sepi yang mengoyak
Pada jejak yang terjejak
Akankah cerita ini tersampaikan
Bumi Allah :entah kapan
Engan berdamai dengan situasi
Ada apa dengan hatiku..
Berkelung sepi dan sendiri
Masih berkelakar pada cerita yang tertahan
Masih meragu pada kenyataan
Muak ku pada celoteh tak berkesudahan
Biar mampus di telan jaman
Ough...
Ini hati selalu bertanya..
Pada sepi yang mengoyak
Pada jejak yang terjejak
Akankah cerita ini tersampaikan
Bumi Allah :entah kapan
Label:
Puisi
Senin, 01 November 2010
***~~~ OPINI ~~~***
Sahabat seperti cermin
Segala kurang dan lebih
Adalah Semangat dari kata-kata
Cermin dan yang retak
Kumpulan dari hari-hari
Untuk menyambung serpihan diri
"Lalu menyambung dan Bening
Dari Semangat diri sendiri"
Lantas Kapan Diri ini sadar
Ketika semua masalah
mencekik leher
Dan sendiri lagi kudapatkan
Lalu lapar mencari cermin
dan sahabat segala tempat
Segala kurang dan lebih
Adalah Semangat dari kata-kata
Cermin dan yang retak
Kumpulan dari hari-hari
Untuk menyambung serpihan diri
"Lalu menyambung dan Bening
Dari Semangat diri sendiri"
Lantas Kapan Diri ini sadar
Ketika semua masalah
mencekik leher
Dan sendiri lagi kudapatkan
Lalu lapar mencari cermin
dan sahabat segala tempat
Label:
Puisi
~¤¤~"TUNTUN AKU MENEMUKAN-MU"~¤¤~
Menatap Langit Malam Terasa Kelam Kesunyian Dan Sepi Berbaur Suara Angin Malam Yang Berdesir..
Membawaku Melihat Kembali Perjalan Yang Ku Tempuh Aku Telah Sampai Pada Suatu Masa Dimana Aku Bukanlah Anak Kecil Yang Tanpa Beban Bisa Tertawa Bahagia..
Masih Banyak Tugas Yang Belum Terjamah Oleh Tanganku. Aku Pun Belum Bisa Menemukan Dimana DIA (ALLAH)..
Padahal Sesunguhnya DIA Sangat Dekat Dengan Hamba-Nya, Shalatku Terasa Hambar Karena Aku Tak Bisa Menemukan-Nya..
Aku Masih Sibuk Menghalau Tentara Syetan Yang Membawa Serta Urusan Duniawi,.
Aku Belum Mampu Menyingkap Tabir Kehidupan Dan Hakikatnya Hati Yang Kadang Mengeras Terkunci..
Dunia Yang Membuatnya Begitu, Aku Pun Sering Berjumpa Dengan Wajah Kemunafikan Yang Seolah Tau Banyak Tentang Agama Padahal Ia Bersandiwara Saja..
Mereka Mengenakan Pakaian Seperti Kiyai Atau Berjilbab Bagi Wanita, Bagaimana MUNGKIN Mereka Tahu Agama Sementara Tutur Kata Mereka Begitu Menyakitkan Hati. Dan Orang-orang Munafik Itu Mengitariku, Aku Berontak Namun Justru Yang Ku Temui Pemuja Dunia Yang Juga Mengelilingiku..
Aku Hidup Dalam Kemunafikan Dan Ini Rupanya Yang Membuat Aku Tak Dapat Menemukan-Nya..
Yaa ALLAH..
Aku Ingin Melepaskan, Aku Tak Ingin Ambil Bagian Dari Sandiwara Mereka. Tapi Hidup Memaksa Aku Melakukanya. Meski Hati Berontak Sekuat Tenaga..
Yaa Rabb..
Masihkah Ada Esok waktu Untuk Aku Melepaskan Segala Kemunafikan Dunia. Menanggalkan Baju Dunia, Kembali Sujud Dengan Segenap Jiwa Bersimpuh PadaMu, Mengharapkan Keridha'an Dari-MU.
Bimbing Langkah Menemukan-Mu.
Membawaku Melihat Kembali Perjalan Yang Ku Tempuh Aku Telah Sampai Pada Suatu Masa Dimana Aku Bukanlah Anak Kecil Yang Tanpa Beban Bisa Tertawa Bahagia..
Masih Banyak Tugas Yang Belum Terjamah Oleh Tanganku. Aku Pun Belum Bisa Menemukan Dimana DIA (ALLAH)..
Padahal Sesunguhnya DIA Sangat Dekat Dengan Hamba-Nya, Shalatku Terasa Hambar Karena Aku Tak Bisa Menemukan-Nya..
Aku Masih Sibuk Menghalau Tentara Syetan Yang Membawa Serta Urusan Duniawi,.
Aku Belum Mampu Menyingkap Tabir Kehidupan Dan Hakikatnya Hati Yang Kadang Mengeras Terkunci..
Dunia Yang Membuatnya Begitu, Aku Pun Sering Berjumpa Dengan Wajah Kemunafikan Yang Seolah Tau Banyak Tentang Agama Padahal Ia Bersandiwara Saja..
Mereka Mengenakan Pakaian Seperti Kiyai Atau Berjilbab Bagi Wanita, Bagaimana MUNGKIN Mereka Tahu Agama Sementara Tutur Kata Mereka Begitu Menyakitkan Hati. Dan Orang-orang Munafik Itu Mengitariku, Aku Berontak Namun Justru Yang Ku Temui Pemuja Dunia Yang Juga Mengelilingiku..
Aku Hidup Dalam Kemunafikan Dan Ini Rupanya Yang Membuat Aku Tak Dapat Menemukan-Nya..
Yaa ALLAH..
Aku Ingin Melepaskan, Aku Tak Ingin Ambil Bagian Dari Sandiwara Mereka. Tapi Hidup Memaksa Aku Melakukanya. Meski Hati Berontak Sekuat Tenaga..
Yaa Rabb..
Masihkah Ada Esok waktu Untuk Aku Melepaskan Segala Kemunafikan Dunia. Menanggalkan Baju Dunia, Kembali Sujud Dengan Segenap Jiwa Bersimpuh PadaMu, Mengharapkan Keridha'an Dari-MU.
Bimbing Langkah Menemukan-Mu.
Label:
Puisi
Jerit Ku
Aku terbangun pagi ini
tapi akh....
sepertinya aku masih mengantuk
tapi sejak tadi ada yang
terus memanggil manggil ku
aku harus bangun
Ku basuh diriku,
ku basuh bathinku,
ada rasa mengelegak
tak bisa ku tahan
Aku harus menjerit dalam khusyuk...
Jerit ku pada shubuh
Jerit ku pada siang
Jerit ku pada sore
Keluh kesah ku pada petang dan malam
Dan berubah menjadi ratapan
dan rintihan yang tak bisa ku bendung
Ratapku, rintihanku, penyesalanku dan pengakuanku
di sepertiga malam
Aku lemah, aku tak berdaya
dalam kuasa-Mu
Bumi Allah: 5 Ramadhan 1431 H
tapi akh....
sepertinya aku masih mengantuk
tapi sejak tadi ada yang
terus memanggil manggil ku
aku harus bangun
Ku basuh diriku,
ku basuh bathinku,
ada rasa mengelegak
tak bisa ku tahan
Aku harus menjerit dalam khusyuk...
Jerit ku pada shubuh
Jerit ku pada siang
Jerit ku pada sore
Keluh kesah ku pada petang dan malam
Dan berubah menjadi ratapan
dan rintihan yang tak bisa ku bendung
Ratapku, rintihanku, penyesalanku dan pengakuanku
di sepertiga malam
Aku lemah, aku tak berdaya
dalam kuasa-Mu
Bumi Allah: 5 Ramadhan 1431 H
Label:
Puisi
Pantaskah Aku Menyalahkan Hawa Nafsu
Siapa dirimu yang begitu pandai merayu
Merayu diriku hingga lupa waktu
Lupa akan kewajibanku
Mengacak-acak ketentraman jiwa
Hingga meluluh lantakkan keimananku
Hatiku tercabik, tersayat penuh luka
Bukan sembarang luka
Karena ia lebih dari sekedar lara
Yang meliputi duka nestapa
Kau tipu aku dengan segala muslihatmu
Kau jadikan indah perbuatan yang busuk itu
Hingga mencoreng kesucian fitrahku
Kau torehkan noktah hitam di qolbuku
Wahai sang hawa nafsu
Kau seret diriku kelembah kenistaan
Kau campakkan aku dalam jurang kehinaan
Kau jauhkan aku dari Rabb ku tiada berkesudahan
Haruskah aku menyalahkan hafa nafsu
Atau dirikulah yang tak mampu
Memimpin dan menjaga amanah-Mu
Ya Rabb...., Berikan taufik dan hidayah-Mu
Ibnu Abdul Rachman
Merayu diriku hingga lupa waktu
Lupa akan kewajibanku
Mengacak-acak ketentraman jiwa
Hingga meluluh lantakkan keimananku
Hatiku tercabik, tersayat penuh luka
Bukan sembarang luka
Karena ia lebih dari sekedar lara
Yang meliputi duka nestapa
Kau tipu aku dengan segala muslihatmu
Kau jadikan indah perbuatan yang busuk itu
Hingga mencoreng kesucian fitrahku
Kau torehkan noktah hitam di qolbuku
Wahai sang hawa nafsu
Kau seret diriku kelembah kenistaan
Kau campakkan aku dalam jurang kehinaan
Kau jauhkan aku dari Rabb ku tiada berkesudahan
Haruskah aku menyalahkan hafa nafsu
Atau dirikulah yang tak mampu
Memimpin dan menjaga amanah-Mu
Ya Rabb...., Berikan taufik dan hidayah-Mu
Ibnu Abdul Rachman
Label:
Puisi
Langganan:
Postingan (Atom)