Subscribe:

Labels

Jumat, 27 April 2012

Bunga Untuk Pasangan

Oleh Rifki
Sekuntum bunga, tekadang menjadi cara seseorang untuk mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangannya. Maka tak heran jika kita sering mendengar kalimat yang berbunyi, "Katakan dengan bunga!". Namun demikian, taidak bisa dipungkiri bahwa memberikan bunga bukanlah satu-satunya cara untuk mengungkapkan perasaan kepada pasangan. Ada cara lain, yang semuanya tergantung pada pribadi masing-masing.

Jika sekuntum mawar merah sebaga tanda cnta hanya dapat bertahan dalam beberapa hari saja, maka ada bung-bunga lain yang daya tahannya jauh lebih lama dari bunga mawar dan bunga hidup lainnya. Kuntum bunga-bunga tersebut akan hadir dalam keseharian hidup pasangan suami istri yang telah berkomitmen untuk bersatu dalam mengaruhi bahtera rumah tangga agar bisa berlabuh di sebuah pulau Samara, sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Bunga Ketaqwaan
Apalah artinya sebuah hubungan kasih sayang yang dijalin oleh sepasang suami-istri bila tidak dilandasi sebuah ketaqwaan. Bukankah ketika kita memutuskan untuk menggenapkan separuh dari agama kita dengan menikah, itu merupakan salah satu perwujudan ketaqwaan kita? Dengan melaksanakan perintah Allah dan sunnah Rasul-Nya, serta menghindari larangan Allah dengan tidak mendekati atau bahkan jatuh ke dalam perbuatan zina.

Kamis, 19 April 2012

Kekayaan, Kesuksesan Dan Cinta

Seorang wanita baru saja kembali kerumahnya setelah bepergian, ia terkejut karena melihat 3 orang pria berjanggut sedang duduk di halaman depan rumahnya. Ia tidak mengenal satupun diantara mereka. Lalu wanita itu berkata, "Maaf, aku tidak mengenal anda, tapi aku yakin anda semua pasti lapar. Mari masuk dulu, mudah-mudahan aku masih punya sesuatu untuk mengganjal perut."

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya,"Apakah suamimu sudah pulang?" wanita itu menjawab,"Belum, dia sedang keluar."

"Oh kalau begitu, kami tidak akan masuk. Kami akan menunggu disini sampai suamimu kembali," kata pria itu.

Di waktu senja, saat suaminya telah tiba dan keluarganya itu sedang berkumpul menikmati senja yang indah, sang istri menceritakan semua kejadian yang dialaminya tadi siang. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian itu, namun selanjutnya ia mengerti dan berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan bersama."

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka, "Maaf, kami tidak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan.

"Loh, kenapa?" tanya wanita itu karena merasa heran.

Kemulyaan Perempuan

Menjadi perempuan adalah nasib buruk, tapi menjadi perempuan di dunia ketiga adalah bencana ungkap sebuah pameo.

Begitu parahkah menjadi seorang perempuan? Hingga kemudian kemajuan teknologi, mulai industri kosmetik, pakaian dan segala macam kebutuhan manusia modern memandang perempuan tidak lebih sebagai gerombolan ternak dan pangsa pasar basah untuk digarap yang selalu mengikuti naluri untuk tampil cantik, menarik dan istimewa?

Padahal Allah Subhana Wata Alla telah memilih, mensucikan dan melebihkan seorang perempuan, dialah Maryam Ibunda Nabi Isa Allaihi salam

Selanjutnya Allah berfirman lewat surah An Nissa (yang berarti perempuan) ayat 124 : Barang siapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik lelaki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.

Telinga

"Masuklah ke telingaku,” bujuknya.
……………..Gila
ia digoda masuk ke telinganya sendiri
agar bisa mendengar apa pun
secara terperinci — setiap kata, setiap huruf, bahkan letupan dan desis
yang menciptakan suara.
……………… “Masuklah,” bujuknya.
Gila ! Hanya agar bisa menafsirkan sebaik-baiknya apa pun yang dibisikkannya kepada diri sendiri.

Penulis: Sapardi Djoko Damono
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

Hati Memohon Ridho-Mu

Hati ini pernah bertanya
Layakkah kau mendapatkan cinta
Layakkah kau di cintai
Layakkah kau mencintai

Mereka pernah bilang
Tak ada yang tak layak untuk cinta
Tak ada yang luput dari Cinta-Mu
Tak ada yang tak Kau Cintai
Duhai Sang Maha Cinta

Dalam kekosongan jiwa
Dalam kehampaan hati
Dalam senang dan duka
Aku ingin hanya ENGKAU yang bertahta

Beriku kesanggupan merima Cinta-Mu
Meski tak seikhlas Nabi Ayub mencintai-Mu
Meski tak sesempurna Rosulullah yang selalu disisi-Mu
Meski tak seperti cinta Rabiah kepada-Mu

Ridhoi aku mencintai-Mu

CINTA.........

CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya
Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang
Kau terlarang menginjak atap
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…
Perahu yang sudah hancur berpuing-puing
Akan menjadi matahari di Lazuardi
Karena kau belum ‘Mati’,
Maka deritamu berkepanjangan
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi
Sebelum gemintang bersembunyi
Arahkan tombakmu pada dirimu
Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…
Wahai mereka yang memiliki ketulusan…
Jika ingin terbuka ‘tirai’
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan
Untuk masuk ke dalam Cahaya…
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…

Syair Jalaludin Rumi..........

~~ FUTUR ~~

tatkala hati ku berayun di lembayung senja
sunyi menerpa jiwa di gersang rasa lelah di rejam ingkar
kadang sombomg bahkan kufur padaNya yang MENCIPTA dan yang MENIADAKAN...

Allah ya Allah..
andai bisa ku teriakkan..
ingin ku gemakan ASMA MU keseluruh sudut nadiku

Allaaaaaaaaa...hhhhhHH.....
aku ini hamba yang kalahHHH...
dalam lelah
dalam pasrah aku kehilangan arah tersesat kesibukan duniaya

Allah... yaaa TUHAN ku..
hanya Engkau yang paham sepi langkahku...
hanya Engkau yang mendengar bahasa jiwaku ditepi rindu setelah jauh berlari..

Allah yaaaa Allah..
hatiku luka saat tersadar bahwa aku tak lagi hadir dalam jamuan malam tahajudMU
hatiku sepi tatkala ku dapati diriku perlahan jauh dariMU

Allah... YAA Allah...aku rindu cahaya-cahayaMU
saperti kemarin saat khusuk mencintaiMU di lembar hari2 ku....

~¤~ PERINDU CINTA ~¤~

Gejola jiwa meradang dalam dinding hati

Menarik simpul ketaziman seorang sahaya jualah,

Laksana gemericik embun kerinduan

Safana Padang Ilalang

Cinta mengajarkan sebuah tulisan

Tulisan yang menggores pribadi yang tertidur

Andaikan kepingan hatinya merindukan kepingan hati yang lain

Cukup sudahlah memeluk Cahaya
Cahaya yang menjulang tinggi di cakrawala

Menembus Batas Angkasa
Menembus Hati Seorang Pujangga

Adakalanya keanggunan sebuah mahkota
Adakala keanggunan memakzulkan tahta

Duri dari rindu bak purnama
Menangis dipeluk durjana
Kesetian adalah pengalaman memadu jiwa
Syahdu adalah rindu yang tak pernah tahu
Khianat adalah gemerlapan taman nafsu

Jikalau tak tampak
Itu pulalah cintanya
Menepi disauh bahtera angin
Menyolok tanda tanda
Dari pribadi yang mengharapkan kerinduan...

(mencoba memenuhi permintaan seorang sahabat)

~~~ HAWA NAFSU ~~~

Hawa Nafsu adalah induk segala berhala:
Berhala jasmani adalah ular, berhala ruhani adalah naga
Adalah mudah menghancurkan sebuah berhala,
sangat mudah; namun menganggap mudah menaklukkan hawa nafsu
adalah bodoh, bodoh sekali
O..., anakku, jika ingin mengetahui bentuk bentuk nafsu, bacalah uraian tentang neraka dengan tujuh pintunya
Tiap saat hawa nafsu melahirkan tipu muslihat;
dan dalam tiap tipu muslihat tenggelamlah
ratusan Fir'aun dan bala tentaranya

Jalaluddin Rumi

Rabu, 18 April 2012

Ibu, ridhomu kuharapkan

Hari ini saya tertegun melihat sebuah profile picture di suatu jejaring sosial. Betapa tidak, foto itu mengingatkan saya kembali akan betapa besar arti kasih sayang orang tua (ibu) semasa kita kecil hingga saat ini. Bukankah ridho Alloh itu adalah ridho orang tua di dunia ini. Bahkan sampai dikatakan bahwa surga itu terdapat di bawah kaki ibu.

Foto tersebut adalah foto seorang anak yang sedang menggendong ibunya yang sepertinya sedang melakukan haji. Teringat kembali sebuah kisah di zaman Rasululloh saw ketika seorang pemuda mendatangi Rasululloh saw dan menanyakan pada beliau: Ya Rasululloh, saya melaksanakan ibadah haji bersama ibu saya yang sudah tidak bisa berjalan sehingga thawaf, sai dilakukan sambil menggendong ibu. Sudahkah kebaikan ini membalas kebaikan ibu kepada saya? Rasululloh menjawab belum. Hingga tiga kali ia menanyakan hal yang sama selalu dijawab belum, hingga beliau mengatakan kurang lebihnya: sebanyak apapun kebaikan yang dilakukan seorang anak kepada ibunya, tidak akan pernah bisa membalas kebaikan ibu, keapada seorang anaknya.

Potret Keteguhan Seorang Ulama

Yudi Elfian

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, Hajaj bin Yusuf diamanahkan untuk menjadi Wakl Gubernur Baghdad. Namun pada waktu itu orang yang membela kebenaran dianggapingkar. Mencegah kezaliman berarti pemberontak dan mengungkapkan perasaan disebut khianat. Said bin Jubair salah seorang ulama pada masa mendapatkan cap semua itu. Mengapa demikian? Marilah kita ikuti kisah hari-hari terakhir beliau ketika menemui rabbnya.
Setelah beberapa hari dalam pencarian, akhirnya Said bin Jubair dapat ditemukan dan dibawa ke Baghdad untuk dihadapkan kepada wali yang zalim. Setiba di Istana terjadilah dialog antara bin Jubair dan Hajaj bin Yusuf.
“Siapa nama Anda?” Tanya Hajaj. “Said bin Jubair (yang bahagia anak orang yang teguh red),” jawab Said. “Tidak, nama Anda yang layak adalah Syaqiy bin Kusair (si celaka anak si pecah, red),” hardik sang wakil gubernur. Mendengar demikian, dengan tegas Said berkata, “Yang memberi nama adalah orang tuaku, bukan Anda, Anda tidak berhak mengubahnya.”
Belum lagi Said selesai bicara, tiba-tiba Hajaj mencelanya “Celakalah kamu dan ibu bapakmu yang memberi nama seperti itu.” Dijawab, “Anda tidak dapat mencela seperti itu. Hanya Allah Yang Maha Kuasa.” Hajaj marah, “Diam! Jangan banyak bicara! Saya akan kirim kamu ke neraka.” Said menyahut, “Jika saya tahu bahwa Anda berkuasa menentukan tempat di akhirat, tentu sejak dari dulu saya menyembah Anda.”
“Bagaimana pendapatmu tentang Ali bin Abu Thalib?’ “Kalau saya pernah masuk surga atau neraka, tentu saya akan katakana kepada Anda siapa saja yang saya lihat di dalamnya.” “Bagaimana pendapatmu tentang khalifah-khalifah lainnya?” “Bukan tugasku menyelidiki amalan-amalan mereka.” “Siapakah diantara mereka yang kamu suka?” “Yang paling tunduk kepada Allah.” “Menurutmu siapakah yang paling tunduk kepada Allah?” “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.” “Mengapa engkau tidak pernah tertawa?” “Hati kita tidak sama.”
Hajaj menyuruh salah seorang prajuritnya untuk mengeluarkan permata yang mahal-mahal, seperti nilam dan mutiara untuk diletakkan di hadapan Said. Melihat sikap buruk demikian, Said berkata, ”Tidak ada gunanya Anda membanggakan harta karena harta itu tidak dapat menyelamatkan diri Anda dari dahsyatnya hari Kiamat.”