Subscribe:

Labels

Kamis, 10 Februari 2011

Mengenal Al-Battani : “Sang Penemu Hitungan Jarak Keliling Bumi”

Sejak berabad-abad lamanya, astronomi dan matematika begitu lekat dengan umat Islam. Tak heran bila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius.
Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam. Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn San’an Al-Battani. Keyakinan ini menguat dengan adanya bukti kemampuan Al Battani membuat dan menggunakan sejumlah perangkat alat astronomi seperti yang dilakukan ayahnya.

Beberapa saat kemudian, ia meninggalkan Harran menuju Raqqa yang terletak di tepi Sungai Eufrat, di sana ia melanjutkan pendidikannya. Di kota inilah ia melakukan beragam penelitian hingga ia menemukan berbagai penemuan cemerlangnya. Pada saat itu, Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran.
Ini disebabkan karena kalifah Harun Al Rashid, khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, pada 14 September 786 membangun sejumlah istana di kota tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sejumlah penemuan yang dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan Al Battani. Usai pembangunan sejumlah istana di Raqqa, kota ini menjadi pusat kegiatan baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang ramai.

Selasa, 08 Februari 2011

Kisah Nabi Musa Dengan Seorang Pezina

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan- pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia Berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
"Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.

Ketika Fatimah Menanggalkan Pakaian Kesombongan

Semasa hidupnya, Ali bin Abi Thalib dan istrinya, Fatimah Az-Zahra dapat saja hidup dengan mudah dan harta yang berlimpah. Karena mereka adalah putri dan menantu Nabi Muhammad SAW. Namun hal itu tidak pernah mereka lakukan.

Ada sebuah kisah mengenai suatu hari dimana Rasulullah datang mengunjungi Fatimah, dan mencari cucu-cucunya. Fatimah menjawab, “Pagi ini tidak ada sesuatu di rumah yang dapat dicicipi, sehingga Ali mengatakan,’Saya akan pergi dengan keduanya ke rumah seorang Yahudi.”


Rasulullah kemudian menyusulnya dan melihat kedua cucunya sedang memainkan sisa kurma. Rasul bertanya, “Wahai Ali, mengapa engkau tidak menyuruh kedua anakku ini pulang sebelum mereka kepanasan?” Ali menjawab, “Pagi ini tak ada sesuatu pun yang kami miliki di rumah. Bagaimana jika engkau duduk dulu, wahai Rasulullah, sampai aku mengumpulkan buah untuk Fatimah?”


Jahe Minuman Surga


"Di dalam surga, mereka diberi segelas minuman yang campurannya jahe” (Qs. Al-Insan:17)

Jahe bukan rempah yagng asing bagi masyarakat Indonesia. Selain biasa dipakai untuk bumbu aneka masakan, jahe juga banyak dinikmati sebagai minuman hangat yang menyegarkan. Jahe juga sering dipergunakan untuk perasa kue, permen dan berbagai makanan olahan lainnya. Namun tentu belum banyak yang tahu, ternyata jahe merupakan minuman surga.


Tentu ada rahasia dibalik nikmat jahe sehingga rimpang ini dijadikan salah satu sajian di surga.

Salah satu hikmah rahasia yang telah ditemukan adalah khasiat jahe sebagai obat berbagai penyakit. Dalam Al Adab As Syar’iyah, Ibnu Muflih Al hanbali (763 H) menjelaskan bahwa rempah-rempah yang populer didunia Arab dengan sebutan nama zanjabil ini bisa menghilangkan gangguan pencernaan yang disebabkan jumlah udara gas yang berlebihan didalam perut. Selain itu, juga mengurangi resiko yang disebabkan oleh makanan yang beku dan kenyal, serta membantu memudahkan proses pencernaan.