Subscribe:

Labels

Minggu, 20 Mei 2012

Tak Mau Pahalanya Berkurang


Pada masa Bani Israil ada seorang pemuda yang ketampanannya tidak tertandingkan. Dia bekerja sebagai pejual keranjang dari pelepah kurma. Pada suatu hari, ketika berkeliling membawa keranjang dagangannya, ada seorang wanita keluar dari rumah seorang raja Bani Israil. Ketika melihatnya, si wanita dengan cepat masuk kembali ke dalam rumah untuk memberitahu putri raja. “Di pintu tadi saya melihat seorang pemuda yang menjual keranjang. Tak pernah saya melihat pemuda setampan dia.”

Sang putrid berkata. “Suruh dia masuk.”

Si wanita tadi keluar dan mengajak masuk pemuda itu. Setelah pemuda masuk, pintu dikunci rapat. Lalu datanglah sang putrid menemuinya dengan wajah dan bagian lehernya terbuka. “Hai, tutuplah (auratmu), semoga Allah memaafkanmu!” ujar si pemuda.

Dengan terus terang si wanita menjawab, “Kami tidak memanggilmu untuk membeli daganganmu. Tapi untuk melakukan sesuatu.” Si wanitapun mulai menggoda dan merayunya.


Sementara pemuda it uterus berkata, “Takutlah kepada Allah,”

Sang putri malah mengancam, “Bila kau tidak mengikuti keinginanku, aku akan beritahukan raja bahwa kau masuk untuk memaksa diriku berbuat jahat. Engkau akan dihukum.”

Kemudian pemuda itu mengajukan permintaan, “Tolong sediakan untukku air untuk berwudhu.”

“Oh rupanya kau masih mencari alas an. Hai pembantu, tolong sediakan untuknya air wudhu diatas mahligai itu,” sebuah tempat yang tidak mungkin pemuda itu bias kabur dari situ. Setelah pemuda itu tiba di mahligai dia berdo’a, “Ya Allah, sungguh aku sekarang telah diajak untuk bermaksiat kepada-Mu, tetapi aku memilih untuk melemparkan diri dari atas mahligai ini keluar kamar dan tidak jatuh dalam perbuatan dosa.”

Kemudian dia membaca basmallah lalu melemparkan dirinya. Saat itu pula Allah menurunkan malaikat-Nya untuk memegang kedua ketiak pemuda itu sehingga dia jatuh dalam keadaan berdiri di atas kedua kakinya. Ketika sampai di tanah dia berkata, “Ya Allah, bila Engkau berkehendak, karuniakanlah kepadaku rezeki hingga aku tak perlu lagi berdagang keranjang-keranjang.”

Allah mengabulkan do’anya. Allah mengirimkan untuknya sekawan belalang yang terbuat dari emas. Pemuda itu segera mengambilnya sampai bajunya terisi penuh. Setelah itu dia berkata, “Ya Allah, bila ini merupakan rezeki yang Engkau karuniakan kepadaku dari dunia ini, maka karuniakanlah untukku keberkahan di dalamnya. Tapi, bila rezeki ini akan mengurangi jatahku di akhirat nanti, maka aku tidak membutuhkannya.”

Tiba-tiba terdengar suara yang mengatakan bahwa ini hanyalah satu dari dua puluh lima bagian pahala atas kesabaranmu menanggung derita saat melemparkan diri dari tempat yang tinggi itu. Pemuda itu berkata, “Kalau begitu ya Allah, aku tidak membutuhkan sesuatu yang nanti akan mengurangi jatahku yang ada pada-Mu di akhirat.” Akhirnya, belalang emas itu diambil kembali oleh Allah.

Qamaruddin

0 komentar:

Posting Komentar