Subscribe:

Labels

Senin, 25 Oktober 2010

Cinta Tanpa Syarat

Setelah sekian lama ikut ambil bagian dalam perang di Vietnam, seorang prajurit kembali kenegerinya. Dari San Fransisco, ia menelepon orang tuanya.

"Ayah-Ibu, saya akan pulang ke rumah. Saya mohon kebaikanmu untuk mengijinkan saya membawa seorang teman ke rumah kita."

"Boleh saja," jawab mereka, "Dengan senang hati kami ingin bertemu dengannya."

"Tetapi ada satu hal yang kalian harus tahu," lanjutnya, "Dia terluka sangat parah. Dia telah kehilangan salah satu kakinya karena menginjak ranjau. Dia tidak punya tempat untuk tinggal. Saya ingin supaya dia tinggal bersama kita."

"Saya ikut sedih mendengar hal itu, nak. Mungkin kita bisa membantunya mencari tempat untuk tinggal."

"Tidak, ayah. Saya ingin dia tinggal bersama kita."

"Anakku," kata sang ayah, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Orang cacat seperti itu akan membuat kita repot. Kita punya kehidupan sendiri. Kita tidak dapat membiarkan hal seperti itu menyela hidup kita. Ayah pikir kamu sebaiknya pulang dan melupakan orang itu. Tenang saja, dia akan menemukan suatu jalan untuk hidupnya." Tiba-tiba, anaknya memutus hubungan telepon itu. Sejak hari itu, mereka kehilangan kontak dengan putranya.

Beberapa hari kemudian, mereka menerima sebuah telepon dari kepolisian San Fransisco. Anak mereka telah meninggal dunia karena jatuh dari sebuah gedung. Polisi menyakini bahwa kejadian itu merupakan tindakan bunuh diri. Orang tua yang berduka cita itu segera terbang ke San Fransisco dan diantar untuk melihat tubuh anaknya. Mereka mengenalinya, tetapi yang membuat mereka shock adalah mereka melihat yang selama ini tidak mereka ketahui, yaitu... anaknya itu hanya memiliki satu kaki dan satu lengan.

0 komentar:

Posting Komentar